Click this link!

Wednesday, June 20, 2007

Prayer is an Egg


Prayer is an Egg:

On Resurrection Day God will say, “What did you do with
the strength and energy

your food gave you on earth? How did you use your eyes?
What did you make with

your five senses while they were dimming and playing out?
I gave you hands and feet

as tools for preparing the ground for planting. Did you,
in the health I gave,

do the plowing?” You will not be able to stand when you
hear those questions. You

will bend double, and finally acknowledge the glory. God
will say, “Lift

your head and answer the questions.” Your head will rise
a little, then slump

again. “Look at me! Tell what you’ve done.” You try,
but you fall back flat

as a snake. “I want every detail. Say!” Eventually you
will be able to get to

a sitting position. “Be plain and clear. I have given you
such gifts. What did

you do with them?” You turn to the right looking to the
prophets for help, as

though to say, I am stuck in the mud of my life, Help me
out of this! They

will answer, those kings, “The time for helping is past.
The plow stands there in

the field. You should have used it.” Then you turn to
the left, where your family

is, and they will say, “Don’t look at us! This conversation
is between you and your

creator.” Then you pray the prayer that is the essence
of every ritual: God,

I have no hope. I am torn to shreds. You are my first and
last and only refuge.

Don’t do daily prayers like a bird pecking, moving its head
Up and down. Prayer is an egg.

Hatch out the total helpless inside.

[Excerpted from The Soul of Rumi, Tr. Coleman Barks]

Angin Ahmar dan tawakkal


Belajarlah aku sebahagian dari tawakkal....

Suatu hari seorang sahabat menghantar offline text messages di dalam Yahoo Messenger.

My friend:man,minta maaflah aku x boleh siapkan kerja tu dalam tempoh terdekat ni
My friend:Otot muka sebelah kiri aku x hidup dan kaki sebelah kanan aku keras.
My Friend:Sorry,doctor kata maybe aku kena stroke.

Teringat balik tentang perkara ini aku fikir banyak pulak.Abang aku pernah kena angin ahmar semasa kecik dulu.Sekarang,umurnya sudah 40+,tp kesan ahmar masih terasa pada terutama pada bahagian muka.Dah puas ikhtiar dari dulu,alhamdulillah,kesannya x seteruk dulu.Kepada sahabatku ni,bersabarlah dan berusahalah berubat secara tradisional untuk merawat sakit ni.Walaupun ahmar mmg susah diubati,tp aku akan sentiasa doakan kesembuhan penyakit ko ni.Lepas satu,satu pulak penyakit datang pada engkau ya.Allah nak ko taqarrub pada dia tu insyaalah.



Berbalik pada persoalan tawakkal,yang saya pernah ingat adalah penjelasan seorang pengamal perubatan Islam di perak yang pernah berkunjung di UTP suatu masa dulu .Dia memang seorang yang beramal dgn aurad yang mempunyai silsilah(tariqa).Dia menjelaskan betapa ramainya orang2 awam yang bertawakkal setelah berusaha.Ya,mungkin konsep tawakkal secara lahirnya telah diajarkan semasa zaman kita bersekolah dahulu,yai'ni jangan lah kita hanya menyerahkan kepada Allah urusan kita tanpa berusaha.Tetapi peringatan sahabat ini benar2 mengingatkan saya bahawa ada orang yang Allah didik dgn sifat Al_latif(yang maha halus)untuk memahami persoalan tawakkal yang lebih halus dan rumit dari ini.


"Jangan letak sisa buangan dalam bekas emas!"


Kita tahu rasullullah berdoa untuk dijauhkan dari ilmu yang tidak bermanfaat.Dalam konteks ini ,di dalam doa baginda,baginda telah menyerahkan dirinya(bertawakkal) untuk tidak belajar benda2 yang tidak bermanfaat baginya.Secara practicalnya,pengajaran yang kita harus tangkap disini ialah seharusnya dalam usaha kita pun intipati tawakkal itupun sudah disemat awal2.Dalam erti kata ringkasnya sebelum,semasa dan selepas berusaha,kita sentiasa berada dalam keadaan bertawakal.Jika ini dapat kita lakukan,insyaallah tidak akan timbul perasaaan menyesal untuk setiap yang kita lakukan kerana sepanjang perjalanan hidup kita tidak lepas kita dari kalimah

"Inna lillah,wa inna ilaihi raji'un"

"Kami ini dari allah,dan kepadanya kami kembali"

Ini bukan hanya ayat yang harus diapplikasikan semasa kita mendengar atau mengalami musibah,tetapi dalam seluruh kehidupan kita sehinggalah kita dikeluarkan dari alam lahir ini,hakikat segalanya itu hanyalah milik Allah,dan segala pujian,kebaikan,memohon pertolongan itu harus dikembalikan pada Allah.

Sama2 kita doakan kesembuhan sahabat saya ini dan semoga kita sentiasa meperbaiki tawakkal kita kepada Allah.

Dan amalkan doa ahmar yang diajarkan oleh Rasullullah,agar dengan berakahnya dan mukjizat kekasih Allah ini dapat menghindarkan kita dari penyakit ini.


Huwal Awwalu wal Akhiru,Huwaz Zohiru wal Botinu,Wahuwa bikulli syai'in Qadir.

Sunday, June 17, 2007

At last

Mungkin selama ini pendekatan saya hanya dengan manggarap tulisan orang lain ke dalam blog darwisiy ini....saya kurang hendak meletakkan komen2 ke dalam post yang saya tulis kerana beberapa sebab....

1.Untuk tulisan berbentuk poem seperti tulisan2 Rumi dan yang saya ambil dari penulis asal seperti Bro. Irving Kachmar,saya menganngap ia adalah satu tulisan yang bermain dengan rasa dan perasaaan.Saya tidak mahu meletakkan had(limit) dalam pemahaman dan pe"rasa"an untuk setiap poem tersebut,kerna seni itu sendiri menggambarkan kehalusan dan kefahaman dan perasannya tidak terbatas kepada satu lapisan.mungkin kecenderungan kamu memahami tulisan Rumi dalam soal cinta(hubb),dan mungkin si polan merasai tulisan Rumi dalam hal zouk(seuatu perasaan yang tidak dapat diterjemahkan kedalam tulisan mata pena atau percakapan lisan,hanya dirasai dan dihayati)

2.Penjelasan tentang post saya sudah di huraikan sendiri oleh penulis asal tulisan tersebut,dan saya merasakan saya tidak lagi bersedia memberi ulasan dalam ayat saya sendiri.

Jadi,sebarang komen tentang tulisan saya amatlah dialu-alukan,agar saya mendapt galakan untuk meneruskan kemaskini blog ini dan berkongsi perkara2 yang saya amat cinta dan gemar.Saya berharap suatu hari saya bersedia untuk menulis sendiri apa yang telah saya pelajari dari Syuyukh dan sahabat2 serta apa2 sahaja yang Allah izinkan saya mendapat ilmu dan hikmah dalam perjalanan mengenal tuhan ini

Saturday, June 16, 2007

Veils


Between a man and God
there are just two veils, and all other veils manifest
out of these: they are health, and wealth. The man
who is well in body says, ‘Where is God? I do not
know, and I do not see.’ As soon as pain afflicts
him he begins to say, ‘O God! O God!’ communing
and conversing with God. So you see that health
was his veil, and Go was hidden under that pain.
As much as a man has wealth and resources, he procures
the means to gratifying his desires, and is preoccupied
night and day with that. The moment indigence, appears,
his spirit is weakened and he goes round about God.

~discourse of Rumi,fiihi maa fiihi~

heart as a mirror,

Ya Huu